Disebut Hari kemenangan
Ummat islam di
seluruh plosok negeri di bagian bumi manapun merayakan dan mengalami
kemenangan. Tepatnya 1 syawal hari kemenangan itu tiba, semua muslim pasti
merayakannya tapi tidak semua benar-benar mengalami kemenangan itu, bedakan
antara mengalami ‘merayakan kemenangan’ dengan mengalami ‘kemenangan’.
merayakan kemenangan itu bisa ditempuh dengan tanpa berjuang sebelumnya, tapi
mengalami kemenangan adalah merasakan berjuang dan akhirnya ‘merayakan
kemenangan’ sekaligus juga ‘mengalami kemenangan’. Mengapa sebenarnya Tuhan
menamai 1 syawal sebagai hari kemenangan? sebelum datangnya hari itu ummat
muslim diberi tugas ‘berpuasa’ dengan menahan lapar dahaga “dhohiron wa
batinan” sebulan penuh di bulan Ramadhan bagi yang mampu, disamping puasa
merupakan salah satu rukun islam yang artinya secara prosedural seseorang
dikatakan muslim maka dia wajib berpuasa kecuali yang ‘tidak mampu’. puasa yang
dilakukan pada bulan Ramadhan merupakan salah satu manifestasi ibadah ummat
islam pada Tuhan, banyak ibadah puasa yang dicontohkan Rasul dan banyak pula
bulan-bulan mulia yang di sampaikan olehNya, tapi Ramadhan ditampilkan Tuhan
paling beda dan ter spesial yang di bulan lain semua ibadah-ibadah diberi
petunjuk gamblang akan hasil yang didapat atau biasa disebut pahala jika
melaksanakan ibadah tersebut, puasa dibulan Ramadhan murni Tuhan yang menilai,
Dia-lah yang menakar pahalanya langsung. Mungkin karena ibadah puasa merupakan
hal tersulit di kancah per ibadahan yang lain sehingga Tuhan sendiri yang turun
tangan mbiji kualitas puasa pada
muslim yang mampu menjalankannya, dan sampai-sampai Tuhan juga mengumumkan
kemenangan jika hambanya berpuasa dengan sungguh-sungguh, yaitu disebutlah hari
kemenangan 1 Syawal atau Hari Raya ‘Idul Fitri. Bagaimana tidak menang, pada
hari itu Allah menjanjikan pengampunan dosa-dosa hambanya. Tapi ada yang perlu
sekali diperhatikan, meski Tuhan telah menjanjikan amnesti dosa-dosa hambanya,
tetap lah menjadi hamba tahu diri yang tetap mengharap dan memohon pada Allah
dengan do’a yang berbunyi “Ja’alanallahu wa iyyakum minal a’iddin wal faidzin”
kurang lebih artinya Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (fitrah) dan menang (dari perjuangan puasa), amin..
Idealnya seorang
hamba memaknai hari kemenangan adalah dengan muhasabah diri, sejatinya kita mengalami kemenangan atau hanya sebatas merayakan kemenangan? jika benar kita bertanya pada diri dengan segala
objektifitas yang ada, maka pastilah ekspresi nyinyir pada dhohir dan bathin
yang menjadi reflek dari kegiatan bertanya atau berdialog tadi. Tuhan ampuni
aku, aku mengakui bahwa sedalam-dalamnya aku adalah tak berdaya. Amin
2
Syawal 1438 H/26 Juni 2017 (Senin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar